Kabar mengenai kemungkinan kepindahan Neymar ke Chelsea nampaknya tidak akan menjadi kenyataan, seiring dengan ketidaksetujuan Bos Chelsea, Mauricio Pochettino, terhadap rencana transfer tersebut.
Neymar belakangan ini telah menjadi perbincangan hangat karena isu tentang potensi kepindahannya dari PSG. Ia kabarnya ingin hengkang karena adanya perubahan besar dalam struktur PSG.
Nama Neymar telah dikaitkan dengan beberapa klub elit di Eropa. Salah satunya adalah Chelsea, yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menjadi destinasi baru penyerang Timnas Brasil tersebut.
Berita yang dilansir oleh Evening Standard mengindikasikan bahwa peluang Neymar bergabung dengan Chelsea semakin tipis, hal ini karena Mauricio Pochettino tidak memiliki minat untuk menghidupkan kembali kerja sama dengan sang pemain.
Peran Pochettino
Informasi yang beredar sebelumnya mengaitkan potensi kepindahan Neymar ke Chelsea dengan keterlibatan Pochettino.
Pochettino sebelumnya pernah menjadi manajer Neymar di PSG. Kabarnya, Neymar merasa nyaman bermain di bawah arahan Pochettino.
Inilah yang mendasari langkah Neymar dalam meminta bantuan agennya untuk mencoba mengamankan kepindahannya ke Chelsea.
Tidak Ada Minat
Meski demikian, laporan dari Evening Standard menegaskan bahwa harapan Neymar harus pupus, mengingat Pochettino tidak memiliki minat untuk merekrutnya.
Pochettino disebut tengah merancang strategi baru untuk Chelsea. Ia merasa bahwa gaya bermain penyerang asal Brasil tersebut tidak sesuai dengan rencana yang ia kembangkan.
Tidak hanya itu, Pochettino juga menyadari bahwa transfer Neymar akan membutuhkan biaya besar, baik dalam hal nilai transfer maupun gaji. Ditambah lagi, catatan cedera Neymar yang kurang baik turut menjadi pertimbangan Pochettino dalam menolak transfer ini.
Mencari Pengganti Penyerang
Chelsea kabarnya tengah aktif mencari pengganti penyerang baru untuk musim panas ini.
Cedera serius yang dialami oleh Christopher Nkunku membuat The Blues harus segera mencari opsi penyerang yang baru guna mengisi lini serang mereka.
Referensi: Evening Standard
