Perjalanan Karir Aaron Wan-Bissaka di Manchester United: Dari Rasa Ingin Pergi Hingga Menjadi Pilar Erik Ten Hag


 

Spektakuler! Aaron Wan-Bissaka baru-baru ini telah mengungkapkan kecemasannya terkait takdirnya di Manchester United yang mungkin telah mencapai akhirnya musim lalu, tetapi keberanian dan tekadnya mengatasi tekanan luar biasa saat membela klub.

Pemain yang mengemban peran tak tergantikan di posisi bek kanan ini memulai petualangannya pada musim sebelumnya sebagai cadangan utama bagi Diogo Dalot yang dipercayakan oleh sang pelatih, Erik ten Hag. Barulah pada tanggal 22 Agustus, ia meraih kesempatan luar biasa untuk tampil di lapangan menghadapi juara bertahan, Liverpool, sebelum akhirnya nasib berkata lain akibat cedera punggung yang menimpanya.

Setelah pemulihan penuh hingga akhir Oktober, berpadu dengan momen-momen mental yang menantang, Wan-Bissaka akhirnya mampu bangkit dan bermain penuh di babak kedua musim, berhasil merebut kembali tempatnya dari Dalot dan menjadikannya sebagai elemen kunci dalam tim.

Kisah perjuangan yang memukau ini memberikan peluang bagi kita untuk merenung. Wan-Bissaka menekankan manfaat besar yang diperolehnya dari bimbingan luar biasa yang diberikan oleh Ten Hag serta tak lupa, dukungan tiada henti dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekatnya.

Momen Kelam yang Berujung Pada Kemenangan Gemilang

Momentum krusial terjadi ketika pemain berusia 25 tahun ini merenungi catatan penampilannya selama setengah pertama musim lalu, yang seolah-olah menunjukkan ke arah kepergian yang tak terhindarkan.

"Mungkin saat itu pikiran tentang pergi melintas. Namun, tekad dan rasa keyakinan selalu mengalir dalam diri saya. Pikiran kuat yang menggebu dan tekad tak tergoyahkan siap mewujudkan segala yang diperlukan," paparnya mantap.

"Betapapun kuatnya perasaan itu hadir. Peran Ayah saya sungguhlah luar biasa dalam hal ini. Teman-teman sejati juga senantiasa memberikan semangat tiada henti, mereka berkata, 'Teruslah berjuang dengan segala yang Anda lakukan. Percayalah, sukses akan menjemput Anda pada waktunya'.

"Motivasi diri untuk berlatih dengan giat kadang sangat menantang. Pertanyaan kerap muncul, 'Mengapa saya harus berlatih? Apa gunanya saat peluang bermain sangat tipis?'. Namun, dalam benak saya, pikiran tetap, 'Berlatih adalah demi diri saya sendiri'.

Menyatukan Perbedaan, Menguatkan Karakter

Momen pencerahan terjadi ketika Wan-Bissaka, pemain yang pernah membela Crystal Palace sebelum mengukir sejarah di United, memandangi pengalaman tur pramusim melintasi Australia, Singapura, dan Tiongkok pada musim panas. Tur ini seolah menjadi jendela pertama yang menggambarkan perbedaan mencolok antara dua klub besar.

"Ketika kami menginjakkan kaki di landasan bandara [Perth], suasana yang menyilaukan menghampiri. Semua mata terpaku pada diri saya. Pengalaman yang jauh berbeda dari apa yang pernah saya alami. Semuanya lebih intens, tak diragukan lagi. Tantangan ada di hadapan, dan bagaimana kita menghadapinya menjadi kunci utama," ungkapnya penuh semangat.

"Jika merunut sejarah di Palace, saya sudah terbiasa dengan berbagai pemain dari klub-klub elit, mengintip segala hal yang mereka hadapi, ambisi yang tersemat dalam benak. Tak dapat dipungkiri, hal ini menciptakan momen-momen sulit, terutama di dunia sepak bola yang melampaui batasnya," tambahnya bijaksana.

Proses adaptasi dengan lingkungan baru tak pernah berjalan mulus, namun kini ia belajar untuk menjaga jarak dari gemerlap dunia media sosial. Selama 17 bulan terakhir, Wan-Bissaka enggan bersentuhan dengan Twitter, dan rupanya ini menjadi pilihan yang bijak.

"Dunia Twitter bisa menjadi labirin gelap, oleh karena itu saya memilih menghindar. Tidak lama lagi, saya terjebak dalamnya. Namun sekarang, pilihan ini sangatlah mudah. Saya tegas, tidak peduli seberapa baik atau buruk performa saya di lapangan," tegasnya mantap.

Penuh Kegembiraan dalam Setiap Laga

Pemain hebat asal Inggris ini pun tidak ragu mengungkapkan pandangannya mengenai sosok Ten Hag yang menakjubkan: "Pelatih yang tidak ribet, itulah Ten Hag. Ia selalu terbuka, kerap kali berlangsung obrolan akrab berdua, dimana ia menyampaikan dengan lugas apa yang diharapkan daripada saya, ia memiliki standar yang tinggi. Tak ada yang ditutup-tutupi, itulah kenyataannya," ujarnya penuh penghargaan.

Saat ini, kontrak Wan-Bissaka hanya tinggal menyisakan waktu hingga musim panas mendatang, tetapi kenyataannya klub memiliki opsi untuk memperpanjangnya satu tahun lagi. Namun, suara mengenai masa depannya masih belum terdengar. "Perihal itu, belum ada informasi yang sampai kepada saya," jelasnya tenang.

"Saya merasa bahagia berada di sini, dalam pelukan Manchester United," tegasnya dengan senyum penuh kepuasan.

Lebih baru Lebih lama