Donny van de Beek siap melangkah, hengkang dari tekanan Manchester United yang mencekik. Ia merindukan lapangan hijau, panggung utama di mana bakatnya berkembang, dan Real Sociedad menawarkan pelukan hangat untuknya.
Tepatnya, Van de Beek merindukan geliat bermain, harmoni yang terputus di kubu Setan Merah. Keluh kesahnya terdengar, seolah menjadi bisikan angin yang melintas di koridor Old Trafford.
Sepeninggal matahari, terbit kabar mengenai kemungkinan destinasinya. Real Sociedad merayu dengan pesona, ingin menjadikannya pion dalam strategi keberhasilan mereka.
Mundo Deportivo, seperti tabir yang terangkat, menggambarkan peluang Sociedad merebut Van de Beek semakin mengkilap. Melihat dari jauh, kuasa Manchester United mengendur, menyerah pada keadaan.
Kisah Perjuangan
Cerita kisah berliku, seiring Van de Beek berusaha menyepakati langkahnya ke Sociedad. Kendala datang bertubi-tubi, bagaikan ombak ganas yang menggulung tekad sang pemain.
Sociedad ingin meminjam sang gelandang, menikmati sepenggal kisahnya terlebih dahulu. Namun, balasannya, United menegakkan dinding, menolak dengan tegas. Mereka menginginkan ikatan yang tak terputus, mahar kesetiaan yang terucap dalam tindakan.
Sesudahnya, terjadi perbincangan maraton. Setan Merah mulai melonggarkan belenggu, langkahnya seakan terhembus angin kebijaksanaan. Namun, tak semudah itu, ada harga yang harus dibayar.
Reda nya Amarah
Bagai angin yang mereda, United akhirnya mengizinkan Van de Beek melangkah dengan status pinjaman. Tapi, matahari terbenam tak menghapuskan bayang-bayang. Ada syarat yang melekat, ikatan yang harus dijaga oleh Sociedad.
Perjanjian itu tak lagi terikat dengan kata "opsi," namun berubah menjadi "kewajiban." La Real tak bisa menghindar, mereka telah dipertemukan dengan takdir. Sang gelandang akan menjadi milik abadi, setelah kisah pinjaman usai.
Upah Perjalanan
United telah merumuskan mahar, harga perjalanan Van de Beek. Ia bisa diangkat dari kursi panjang Old Trafford dengan tebusan 20-25 juta Euro. Angka yang tak sekadar nominal, melainkan cerminan dari perjalanan seorang gelandang.
Sumber Inspirasi: Mundo Deportivo
